Popular Posts
-
click image to zoom Pepatah ini sederhana saja, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya bahwa, ...
-
click image to zoom Pepatah ini sederhana saja, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya bahwa, ...
-
click image to zoom Di suatu Lembah Italy, zaman dahulu kala sekitar tahun 1801 ada 2 orang sahabat yang tinggal di lembah itu, yang pert...
-
click image to zoom Between the age of 4 and 7, many children begin to recognize words on a page. In our society this may begin with reco...
-
click image to zoom Mungkin anda pernah merasa jenuh. Jenuh dengan rutinitas sekolah? Kuliah? Jenuh dengan masalah pekerjaan? Jenuh denga...
-
click image to zoom Pepatah ini sederhana saja, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya bahwa, ...
-
click image to zoom Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang di hada...
-
click image to zoom Pepatah ini sederhana saja, "Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit." Kita biasa memaknainya bahwa, ...
Kategori
- Agama (1)
- Motivasi (7)
- Pendidikan (1)
Blog Archieve
Wednesday, June 15, 2011
Kumpulan Artikel Motivasi dan Pengembangan Diri 4
click image to zoom |
Pepatah ini menyiratkan tentang suatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka akan kita dapati suatu kebesaran dalam jiwa kita.
Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terima kasih, sesungging senyuum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda.
Labels:
Motivasi
|
0
comments
Sunday, June 12, 2011
Kumpulan Artikel Motivasi dan Pengembangan Diri 3
click image to zoom |
Pepatah ini menyiratkan tentang suatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka akan kita dapati suatu kebesaran dalam jiwa kita.
Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terima kasih, sesungging senyuum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda.
Labels:
Motivasi
|
0
comments
Friday, June 10, 2011
Kumpulan Artikel Motivasi dan Pengembangan Diri 2
click image to zoom |
Pepatah ini menyiratkan tentang suatu yang lebih berharga dari sekedar sekantung keping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka akan kita dapati suatu kebesaran dalam jiwa kita.
Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terima kasih, sesungging senyuum, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda.
Labels:
Motivasi
|
0
comments
17 Kisah Penuh Hikmah
click image to zoom |
Orang itu lalu berkata: “Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badwi? Kalaulah bukan kerana ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.” Mendengar kata-kata orang badwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?”
“Belum,” jawab orang itu.
“Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab badwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi di hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya. “Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya: “Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Subscribe to:
Posts (Atom)